Dasar dasar Desain Arsitektur yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Dipublikasikan oleh Administrator pada

Meskipun saat mewujudkan desain arsitektur pada rumah impian kita akan dibantu oleh tenaga profesional dari arsitek, sebagai pemilik rumah tentu kamu akan terlibat dalam diskusi dan juga secara tak langsung ikut mengambil peran dalam mewujudkan desain arsitektur terbaik dan paling pas untuk rumah impianmu.
Untuk itu, penting untuk kamu memahami sedikit dasar-dasar dari desain arsitektur agar bisa mengkomunikasikan desain arsitektur yang kamu kehendaki dalam proses desain yang dilakukan arsitek professional. Apa saja dasar dasar arsitektur? Simak jawabannya di artikel ini!

Proporsi Desain Arsitektur (Proportion)

Dasar desain arsitektur terakhir adalah proporsi desain. Proporsi merupakan kesesuaian dimensi dari elemen arsitektur dengan lingkungan sekitar dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya seperti lokasi, posisi, dan juga dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada semua desain arsitektur bangunan.
Dasar desain arsitektur satu ini akan lebih mudah diterapkan, karena kamu bisa mengikuti standar umum yang sudah ditetapkan sehingga kamu bisa meminimalisir terjadinya proporsi yang nggak estetis pada desain arsitektur rumah impianmu.

Irama (Accentuation & Rhythm)

Dalam desain arsitektur, yang dimaksud irama adalah penataan dari sebuah elemen yang harmonis. Elemen inipun bisa bervariasi mulai dari bentuk, warna, hingga perabot dan dekor ruangan.
Dasar irama dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua jenis irama. Pertama adalah irama statis. Dalam desain arsitektur, irama statis merupakan pengulangan dengan pola yang sama dan konsisten.
Contohnya bisa seperti peletakkan kolom dengan jarak setiap 3 meter secara konsisten. Pengaplikasian lainnya bisa dalam bentuk pengaplikasian dekorasi hiasan dinding seperti bingkai foto dengan posisi dan jarak yang sama secara konsisten.
Dasar desain arsitektur irama yang kedua adalah irama dinamis, di mana faktor penentu pengulangan irama bisa lebih dari satu aspek dan bervariasi. Dalam desain arsitektur, contoh dari pengaplikasian dasar irama dinamis adalah pola warna pada fasad rumah atau fasad bangunan yang diselang-seling secara teratur dan konsisten. Contoh dalam warna misalnya coklat-putih-hijau. Penerapan lain dalam desain arsitektur bisa seperti penataan perabot kursi – meja – kursi – kursi – meja – kursi dan seterusnya.

Komposisi (Sequence)

Komposisi atau sequence dalam desain arsitektur adalah penataan elemen secara keseluruhan agar alur menjadi lebih nyaman. Contoh penerapan komposisi pada desain arsitektur yang paling mudah dipahami adalah penataan denah komposisi ruang, seperti saat ingin menata interior ruang tamu.
Dalam desain arsitektur, setiap ruang umumnya terbagi menjadi tiga fungsi zona yaitu public, private, dan service. Zona publicmenyangkut fungsi-fungsi di mana ruang tersebut lebih mungkin digunakan oleh orang di luar dari anggota inti pengguna rumah seperti ruang tamu atau teras.
Zona private dalam desain arsitektur adalah zona di mana fungsinya secara eksklusif hanya diperuntukkan bagi keluarga inti penghuni rumah seperti kamar tidur. Sedangkan zona servicemerupakan area dimana fungsinya lebih diperuntukkan untuk kegiatan bersifat maintenance dan perawatan rumah seperti dapur, gudang, atau ruang laundry.
Setiap ruangan perlu diatur sesuai dengan alur zona dan fungsi ini. Seperti ruang tamu yang berada paling depan dan kamar tidur yang tidak berhadapan atau bersebelahan langsung dengan zona service seperti dapur.

Keseimbangan (Balance)

Desain arsitektur yang baik adalah desain yang seimbang. Untuk itulah dasar dalam desain arsitektur selanjutnya adalah balance. Keseimbangan dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua.
Dasar keseimbangan desain arsitektur adalah keseimbangan yang simetris. Menentukan komposisi keseimbangan yang simetris terbilang cukup mudah. Cukup imajinasikan terdapat garis pada bagian tengah-tengah objek arsitektur dan apakah kedua sisi memilik visual yang serupa atau seperti reflektif. Hal ini bisa berlaku dalam penataan perabot dan furnitur, dekorasi dinding, fasad, serta penataan denah bangunan.
Selain desain arsitektur yang simetris, keseimbangan juga bisa dicapai dengan komposisi desain arsitektur asimetris, di mana penataan sengaja dibentuk tak seimbang dengan menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau sisi dalam ruang. Dasar desain arsitektur asimetris terbilang cukup beresiko karena diperlukan sense of art yang tinggi untuk bisa membuat komposisi desain arsitektur asimetris yang terlihat estetis dan baik.

Point of Interest atau Contrast

Dasar desain arsitektur satu ini juga sering disebut sebagai focal point. Sederhananya, dasar desain arsitektur ini adalah membuat sebuah elemen kontras yang menjadi perhatian utama dari sebuah desain. Baik itu dalam interior maupun secara arsitektural.
Ada banyak cara mengimplementasikan dasar ini pada desain arsitektur rumah ataupun interiormu. Berbagai elemen mulai dari bentuk, warna, ukuran, posisi, hingga tekstur ataupun visual. Contoh penerapan sederhananya adalah penggunaan sofa unikberwarna mencolok seperti merah atau kuning di tengah-tengah ruangan yang didominasi warna putih.
Contoh lain pengaplikasian dasar desain arsitektur ini dalam hal bentuk adalah dengan membuat desain jendela unik dengan bentuk persegi panjang di antara rangkaian jendela dengan bentuk melingkar.

Skala (Scale)

Pernahkah kamu memasuki ruangan yang sangat luas namun memiliki tinggi langit-langit yang sangat rendah? Ruang-ruang seperti ini bisa memberikan suasana dan kesan tersendiri seperti rasa tertekan atau pengap. Hal inilah yang membuat pemahaman skala sangat penting untuk menghadirkan desain arsitektur yang baik.
Skala adalah perbandingan dari ruang atau bangunan dengan lingkungan atau elemen arsitektural lainnya. Pada dasarnya, skala pada desain arsitektur tak ada aturan khusus karena skala bisa disesuaikan dengan nuansa atau kesan yang diinginkan.
Misalkan untuk mendapatkan kesan megah, kamu bisa membuat ruangan dengan tinggi yang lebih tinggi daripada ruang lainnya atau standar pada umumnya.

Kesatuan Desain (Unity)

Desain arsitektur bisa saja bermacam-macam, namun bagaimana berbagai elemen arsitektural tersebut bisa terlihat harmonis saat disatukan menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat itulah dibutuhkan dasar kesatuan dalam desain atau unity dalam merancang sebuah produk.
Memberikan keserasian pada setiap unsur dalam desain arsitektur bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti dengan penggunaan warna, bentuk, pola, material hingga gaya spesifik desain.
Misalkan kamu memiliki berbagai jenis kursi dengan gaya desain yang berbeda-beda pada ruang makan, dengan memberikan elemen khusus, misalnya bantal, dengan warna yang sama sebagai warna dominan. Komposisi dari susunan kursi tersebut kini akan terlihat lebih harmonis.
Contoh penerapan lain dari dasar ini dalam desain arsitektur adalah dengan penggunaan bentuk yang sama. Misalkan saja kamu menata berbagai jenis foto dalam bingkai dengan berbagai ukuran dan warna. Berikan bentuk bingkai persegi yang sama makan komposisi pajangan bingkai foto milikmu akan terlihat lebih menyatu secara keseluruhan.
Dengan mengadaptasi dasar dasar dalam desain arsitektur, rumah impian bukan lagi hal yang mustahil. Kamu bisa juga berkonsultasi pada jasa desain interior, seperti saktidesain, kalau kebingungan.

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×