Pengerjaan dan Tips untuk Pondasi Cerucuk. Pondasi merupakan elemen utama dalam setiap konstruksi bangunan, berfungsi untuk mendukung beban struktur dan memastikan kestabilan seiring waktu. Salah satu jenis pondasi yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi adalah pondasi cerucuk.
Pondasi cerucuk dipilih karena kemampuannya untuk menyalurkan beban ke lapisan tanah yang lebih kuat di bawah permukaan. Metode ini sangat relevan di daerah dengan tanah lunak atau tidak stabil, di mana pondasi dangkal mungkin tidak cukup untuk menjamin keamanan dan keawetan bangunan.
Baca juga : Pondasi Cerucuk, Penyalur Beban untuk Daerah Kurang Stabil
Dalam, pengerjaan pondasi cerucuk tidak boleh dianggap sepele. Terutama penempatan cerucuk yang tepat sangat menentukan keberhasilan pondasi ini. Simak penjelasannya dibawah ini :

Daftar Konten
Proses Pengerjaan Pondasi Cerucuk
- Perkuatan Tanah Dasar
Tahap penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil pada lokasi proyek yang telah direncanakan.
- Penanaman Kayu pada Pondasi Cerucuk
Tancapkan kayu sesuai lokasi pondasi yang akan dikerjakan, setidaknya minimal kedalaman adalah 1,25 meter. Semakin dalam maka kekuatannya pasti akan semakin baik. Cerucuk akan berfungsi sebagai akar yang mengikat dan mempertahankan kepadatan tanah dasar terhadap beban konstruksi di atasnya.
- Pemasangan Kepala Cerucuk
Jika penanaman telah dilakukan, maka kamu bisa melakukan proses pemasangan pondasi pada bagian atasnya. Sebelumnya, harus dilakukan penyatuan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu, kemudian dibuat bidang datar sebagai penempatan konstruksi.
Hindari Penggunaan Kayu yang Sudah Mati
Gunakan kayu mahang dan ubar yang sudah umum dipakai cerucuk kayu. Pasalnya, kayu yang sudah didatangkan harus langsung ditanam pada bagian pondasi. Untuk kayu mahang dengan berat kecil akan mudah mengalami lapuk apabila tidak direndam air, dan tidak boleh dibiarkan udara terbuka lebih dari seminggu.
Gunakan Kayu Ubar dengan Permukaan Air Tinggi
Kayu ubar untuk pondasi ini akan lebih awet untuk kontur tanah yang setengah basah dengan kualitas tinggi. Pastikan kamu memilih kayu ubar dengan ciri-ciri memiliki warna kemerah-merahan sampai coklat yang lebih berat dibanding kayu lainnya.
Gunakan Kayu Mahang untuk Lapisan yang Tebal dan Dalam
Kayu ini akan lebih baik sebagai daya dukung pondasi tiang atau lekatan kayu, khususnya untuk mengurangi beban tiang sehingga menghasilkan daya apung besar. Tak hanya awet, namun bisa hidup di permukaan air.
Jangan lupa cek artikel lainnya di sakti desain. Jika kamu ada pertanyaan dan ingin mengetahui tentang sakti desain, kamu bisa klik banner di bawah ini. Cek juga channel youtube kami Sakti Desain Konsultan, kami membahas tentang rumah seperti desain terbaru, proses pembuatan, perencanaan dan lain-lain.