Perbedaan Sistem NFT dan DFT dalam Hidroponik

Dipublikasikan oleh Administrator pada

Perbedaan Sistem NFT dan DFT dalam Hidroponik. Dalam budidaya hidroponik, terdapat berbagai macam sistem yang dikembangkan untuk menyesuaikan kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Dua sistem yang paling sering digunakan oleh petani hidroponik, baik skala rumahan maupun komersial, adalah NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow Technique). Meskipun keduanya sama-sama memanfaatkan air yang diperkaya dengan larutan nutrisi sebagai media tumbuh pengganti tanah, prinsip kerja dan karakteristik keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. 

jitaku-yasai.com 

Sistem NFT 

Sistem NFT (Nutrient Film Technique) bekerja dengan mengalirkan lapisan air nutrisi yang sangat tipis secara terus-menerus di sepanjang saluran atau talang tempat tanaman tumbuh. Akar tanaman sebagian terendam dalam lapisan air tersebut dan sebagian lainnya terekspos ke udara, sehingga mendapatkan keseimbangan yang ideal antara air, nutrisi, dan oksigen. Sistem ini umumnya menggunakan pompa air untuk menjaga aliran nutrisi tetap bergerak secara kontinu. Karena jumlah air yang mengalir relatif sedikit dan sirkulasi berjalan tanpa henti, kebutuhan air dan energi dapat lebih efisien. Sistem NFT sangat cocok untuk tanaman berumur pendek atau tanaman berukuran kecil seperti selada, bayam, pakcoy, serta berbagai jenis sayuran daun lainnya. Namun, kelemahan utama NFT adalah ketergantungannya pada pompa; jika pompa mati terlalu lama, akar tanaman bisa cepat kering dan menyebabkan tanaman layu. 

Sistem DFT 

Sistem DFT (Deep Flow Technique) memiliki prinsip dasar yang mirip, tetapi dengan perbedaan pada kedalaman lapisan air yang digunakan. Pada sistem ini, akar tanaman terendam dalam air dengan kedalaman beberapa sentimeter hingga puluhan sentimeter, tergantung desain instalasinya. Dengan kedalaman air yang lebih besar, akar tanaman memperoleh cadangan air dan nutrisi yang lebih banyak, sehingga lebih tahan terhadap gangguan seperti pompa yang berhenti sejenak. Karena akar terendam dalam larutan nutrisi yang lebih dalam, sistem DFT juga membutuhkan aerasi tambahan untuk memastikan akar tetap mendapatkan oksigen yang cukup. Metode ini sangat sesuai untuk tanaman yang memerlukan nutrisi lebih banyak dan berukuran lebih besar, misalnya tomat, cabai, atau mentimun. 

Secara umum, perbedaan utama antara NFT dan DFT terletak pada ketebalan lapisan air dan lama waktu akar terendam dalam larutan nutrisi. NFT menekankan efisiensi penggunaan air dan oksigenasi akar, sedangkan DFT lebih menonjol dalam kestabilan suplai nutrisi dan ketahanannya terhadap gangguan teknis. Pemilihan sistem yang tepat sangat bergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan, skala produksi, serta sumber daya yang tersedia. Dengan memahami karakteristik masing-masing sistem, petani dapat menentukan metode hidroponik yang paling efektif untuk memperoleh hasil yang optimal. 


Jangan lupa cek artikel lainnya di sakti desain. Jika kamu ada pertanyaan dan ingin mengetahui tentang sakti desain, kamu bisa klik banner di bawah ini. Cek juga channel youtube kami Sakti Desain Konsultan, kami membahas tentang rumah seperti desain terbaru, proses pembuatan, perencanaan dan lain-lain.

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *